160 x 600 AD PLACEMENT
160 x 600 AD PLACEMENT
160 x 600 AD PLACEMENT
160 x 600 AD PLACEMENT
930 x 180 AD PLACEMENT

Geng Forty Elephants: Ketika Emansipasi Pencurian Dijalankan Oleh Para Ratu Jalanan!

London Bridge. Photo by PIRO4D
750 x 100 AD PLACEMENT

Kalau ngomongin geng kriminal legendaris, pasti yang kebayang adalah cowok-cowok sangar dengan tato di seluruh tubuh, pistol di pinggang, dan tampang garang yang bikin merinding. Tapi, plot twist: ternyata dunia kriminal juga punya ruang untuk “emansipasi” lho, gaes! Forty Elephants, geng pencuri cewek yang bikin London geger di abad 19, membuktikan bahwa kejahatan nggak kenal gender. Dipimpin oleh seorang “ratu” bernama Mary Carr, mereka mencuri dengan gaya dan keanggunan yang bikin kita mikir: emangnya cuma cowok doang yang bisa jadi penjahat kelas kakap? Nggak lah yauw! Yuk, kita bedah bareng seberapa gokil cewek-cewek ini!

Forty Elephants: Girl Gang yang Lebih Savage dari Squad Arisan Emak-emak!

Berbasis di Elephant and Castle, London Selatan, para ladies ini bukan sembarang pencuri. Mereka adalah sindikat kriminal terorganisir yang punya struktur hierarki layaknya sebuah kerajaan—lengkap dengan “Ratu” sebagai pemimpinnya. Mary Carr, sang ratu pertama, bahkan dengan percaya diri memperkenalkan dirinya sebagai “Ratu Forty Elephants, geng pencuri perempuan terbesar, tergesit, dan paling berdikari di seluruh London”. Gimana nggak mikir kalau ini adalah versi kriminal dari girl power? Mereka bukan cuma mencuri, tapi punya sistem yang rapi, aturan yang ketat, dan bahkan dress code khusus! Beda level banget sama copet pasar yang asal comot dompet!

Fashion Crime: Ketika Outfit Jadi Senjata Andalan!

Siapa bilang fashion cuma buat gaya-gayaan? Buat Forty Elephants, pakaian adalah alat kerja, gaes! Mereka mengenakan rok berlapis khusus dengan kantong tersembunyi dan crinoline (penyangga rok) yang lebar untuk menyembunyikan barang curian. Bayangkan, fashion statement yang sekaligus functional untuk mencuri! Apple dengan kantong iPhone-nya aja kalah inovatif dibanding desain rok para Elephants ini. Dan mereka melakukan ini semua di era 1800-an, lho! Jadi, sebelum ada tas anti-maling, mereka sudah punya rok pro-maling. Keren? Iya. Kriminal? Juga iya.

Sisterhood yang Lebih Ketat dari Grup WhatsApp Kelas!

Forty Elephants punya “kode pencuri” alias aturan ketat yang mesti dipatuhi semua anggota. Mulai dari “tidak minum alkohol sebelum beraksi” sampai “anggota tidak boleh saling menikung baik mencuri uang maupun merebut pacar”. Halo? Bahkan dalam dunia kriminal pun mereka tetap jaga etika! Mereka nggak cuma kompak dalam aksi, tapi juga dalam distribusi hasil—pembagian sama rata bagi semua anggota yang terlibat. Sementara kita masih ribut soal patungan makan, mereka sudah punya sistem sharing economy versi kriminal yang adil. Kita bisa bilang mereka ini semacam koperasi kejahatan yang feminist banget!

750 x 100 AD PLACEMENT

Modus Operandi: Lebih Pintar dari Penipu Online Jaman Now!

Strategi Forty Elephants bikin modus penipuan online zaman sekarang kayak mainan anak TK. Bayangkan, di era tanpa CCTV, mereka masuk ke toko-toko mewah dengan formasi 2-3 orang, pura-pura jadi customer kelas atas, lalu dengan lincah mengalihkan perhatian penjaga toko dan menyelundupkan barang-barang berharga ke dalam rok khusus mereka. Belum lagi trik pemerasan yang bikin kita geleng-geleng kepala: memancing om-om kaya ke gang sepi, menuduhnya menyerang, lalu mengancam melaporkan ke polisi. Plot twist-nya, korban akan langsung menyerahkan barang berharga demi menghindari malu. Strategi blackmail yang terlalu advance untuk zamannya!

Forty Elephants x Disney+: Kriminalitas yang Jadi Tontonan Seru!

Nggak heran kalau Steven Knight, si genius di balik Peaky Blinders, tertarik mengangkat kisah Forty Elephants ke layar kaca. Dibintangi Erin Doherty yang kita kenal sebagai Putri Anne di The Crown, A Thousand Blows bakal membawa kita menelusuri kehidupan Mary Carr dan gengnya. Ini adalah bukti bahwa kisah perempuan dalam sejarah—bahkan yang kriminal sekalipun—layak untuk diceritakan. Dan fakta bahwa kisah ini diangkat oleh platform streaming sekelas Disney+ menunjukkan betapa fascinatingly dark kisah mereka. Tapi nggak usah buru-buru jadi fans ya, inget mereka tetep kriminal lho!

Realitea: Di Balik Glamour Kriminal Ada Kisah Hidup yang Pahit

Di balik kisah “heroik” para pencuri wanita ini, ada realita pahit yang nggak bisa kita abaikan. Mary Carr sudah dipenjara di usia 14 tahun karena mencuri. Ibunya meninggal saat dia remaja, dan ayahnya, seorang pencuri dan penipu, kemungkinan mendekam di penjara atau hilang entah ke mana. Para Forty Elephants mungkin bukan pilihan karir yang mereka impikan, tapi pilihan bertahan hidup di tengah keterbatasan sosial dan ekonomi pada zaman itu. Ini mengingatkan kita bahwa seringkali kriminalitas adalah produk dari ketidakadilan sosial dan kurangnya kesempatan. Hipwee banget kan reflection-nya?

Jadi, setelah membedah kisah geng pencuri wanita yang bikin geger London ini, kita bisa apa sih? Ya, mungkin bukan jadi pencuri juga, ya! Tapi kisah Forty Elephants mengingatkan kita bahwa sejarah perempuan nggak selalu tentang korban atau pahlawan suci—ada juga yang jadi antagonis yang cerdik dan terorganisir. Ini adalah reminder bahwa kapasitas manusia—baik untuk kebaikan maupun kejahatan—nggak pernah terbatas pada gender.

750 x 100 AD PLACEMENT

Sekarang, kita mungkin tertawa-tawa baca kisah mereka sambil scroll timeline, tapi coba bayangkan hidup di era itu sebagai perempuan dengan pilihan terbatas. Forty Elephants mungkin kriminal, tapi cara mereka mengorganisir, bertahan, dan menantang norma sosial pada zamannya bikin kita mikir: emansipasi bisa muncul dalam berbagai bentuk, bahkan yang kontroversial sekalipun.

Setuju nggak? Tulis di komen! Dan share ke gengmu biar pada ikut bengong dengan kisah girl gang paling savage sepanjang sejarah London ini!

750 x 100 AD PLACEMENT
930 x 180 AD PLACEMENT